Kamis, 07 Maret 2013

Wawancara Majalah Sharing dengan Prof. Dr. Bambang Brodjonegoro ketika Menjabat Sebagai Ketua IRTI-IDB (Go Internasional, Go Syariah)

24 Maret 2009, Majalah Sharing.com. Dialah orang Indonesia pertama yang menjadi Direktur IRTI-IDB. Lembaga ekonomi syariah internasional. Apa visinya untuk ekonomi syariah di dunia dan Indonesia khususnya?
Selepas hujan deras di Jl Trunojoyo Jakarta Selatan, Sharing berkesempatan bertatap wawancara dengan orang Indonesia pertama yang menjadi pemimpin lembaga ekonomi syariah internasional bergengsi ini.

Dari dekan kini menjadi orang kuat di IRTI-IDB, bagaimana ceritanya?

Masa jabatan saya sebagai Dekan FEUI sudah mau habis. lantas saya mengeksplorasi segala kemungkinan karir di dalam dan luar negeri. Saya pikir sudah saatnya berkarir di luar negeri, mencari semacam international exposure.

Saat itu mereka (IRTI-IDB) mencari Vice President (VP), saya kirim CV. Lalu diwawancarai di Dubai, tapi jabatan VP tampaknya kurang cocok antara gelar saya dan lingkup jabatan. Menurut mereka, saya punya potensi untuk menjadi pimpinan di sana Akhirnya mereka menawarkan direktur.

Apa sih visi Anda hingga mengincar posisi ini?

Saya menjabat sejak 11 April 2009, selama tiga tahun ke depan dan ada kemungkinan diperpanjang. Buat saya pribadi selain tantangan, pekerjaan internasional dengan jabatan tinggi, misi lainnya adalah untuk seluruh umat, terutama di Indonesia. Karena saya melihat hubungan indonesia dengan IDB kurang begitu dekat dan masih terbatas, masih kalau jauh daripada Malaysia. Padahal kepemilikan saham kita sedikit lebih banyak di IDB ketimbang Malaysia.

Analisa saya, salah satunya mungkin karena orang Indonesia sangat kurang di IDB. Apalagi yang di posisi strategis. Mudah-mudahan dengan posisi ini saya dapat membuat IDB lebih aktif di Indonesia. Saya berharap bisa menjadi referensi Indonesia bagi Timur Tengah yang dipandang lebih objektif.

Terkait dengan pengembangan kurikulum ekonomi syariah di Indonesia yang tengah dilakukan kini, IRTI akan mendukung juga?

Ya tentunya. IRTI salah satu tugasnya mempromosikan ekonomi syariah. Salah satunya bisa lewat pendidikan. Kami mungkin akan mendorong penyusunan kurikulum ekonomi syariah di Indonesia yang bisa mencerminkan ekonomi syariah di Indonesia.

Praksisnya bagaimana?

Saya berpengalaman menyusun kurikulum. Jadi begini, bisa saja IRTI datang ke Indonesia nanti. Kami mengundang universitas-universitas utama yang mewakili negeri, swasta, eks IAIN. Nah itu akan kita chalenge mereka, kami punya anggaran, Anda duduk bersama tapi Anda harus keluar dengan kurikulum rujukan misalnya untuk S1 keuangan atau ekonomi Islam. Mereka yang menjadi pelopor nantinya, kami mau melihat aktifitas mereka, mereka sebaiknya mengundang banyak universitas nantinya untuk sampai pada kesimpulan kurikulum rujukan tadi. Ini bukan janji tapi bisa dilakukan. IA

0 komentar:

Posting Komentar