Rabu, 13 Maret 2013

NYAI GEDE PINATIH (Pengasuh Sunan Giri Gresik)

Beliau mempunyai banyak nama, yaitu antara lain Nyai Ageng Samboja, Nyai Gede Pinatih, Nyai Ageng Maloka, Nyai Salamah, dan Nyai Gede Tandes.

Menurut studi sejarawan Singapura bernama Chen Yu Sung dinyatakan bahwa ayah Nyai Gede Pinatih adalah utusan yang diangkat oleh raja Majapahit di Palembang untuk mengurus soal keagamaan dan administrasi kenegaraan di Palembang setelah jatuhnya kerajaan Sriwijaya.

Pada tahun 1407 M Dinasti Ming merestui dan memberi pengakuan bahwa beliau adalah sebagai agamawan dan negarawan di Palembang. Setelah beliau wafat jabatannya digantikan oleh putra kedua-nya, karena anak pertama-nya putri bernama Pinatih. Akhirnya Pinatih meninggalkan Palembang menuju Jawa, tepatnya di kota Gresik pada tahun 1413 M dan wafat di kota yang sama pada tahun 1478 M (12/13 Syawal), kemudian dimakamkan di kampung Kebungson Gresik.

Nyai Gede Pinatih menemukan Sunan Giri pada tahun 1443 M (Syekh Muhammad Shobar dan Syekh Muhammad Shobir yang menemukannya dalam peti di tengah laut). Karena Sunan Giri ditemukan di laut Nyai Gede Pinatih memberi nama Joko Samodro.

Nyai Gede Pinatih ketika mangasuh dan menyusui si kecil Joko Samodro setelah 30 tahun berada di Gresik. Tempat menyusuinya dikenal dengan kampung Pesuson atau Kebungson, tempat beliau dimakamkan yang juga dikenal dengan Pesarean Nyai Gede Pinatih Pengasuh Sunan Giri.

Kiprah dan predikat Nyai Gede Pinatih, antara lain adalah; 1) sebagai pedagang yang ulet dan ulung, mempunyai banyai perahu Koci, 2) penyebar agama Islam di jawa, 3) Jutawan yang dermawan, 4) pendidik yang mampu mengantarkan putra angkatnya (Sunan Giri) menjadi ulama besar, 5) Mar’atus sholihah yang paripurna dengan julukan “Grand Lady of Gresik”, dan 6) diangkat oleh raja Majapahit sebagai Syahbandar di Gresik.

Malang, 5 November 2012 HA. Muhtadi Ridwan

0 komentar:

Posting Komentar