Kamis, 14 Maret 2013

TURUN “PANGKAT” TETAP “FLAMBOYAN”


TURUN “PANGKAT” TETAP “FLAMBOYAN”
(Sumber ; Gema, Edisi Juni 2004)

Jika ada seorang yang “turun” pangkat, lalu berpenampilan biasa-biasa, mungkin HA. Muhtadi Ridwan, adalah orangnya. Lho kok ? Ia, Abah, panggilan akrabnya adalah mantan Pembantu Rektor III UIN Malang (1997-2004). Jabatannya sebagai pembantu rektor bidang kemahasiswaan mengharuskan untuk bisa membagi waktu secara ketat. Maklum, posisi itu memang sangat menyita waktu dan pikirannya. “Lha mengasuh mahasiswa ribuan orang kan tidak gampang”, katanya suatu ketika.
Untungnya, sejak mahasiswa, abah dikenal aktivis mahasiswa yang “militan”. Sehingga, setidaknya, pengalamannya menjadi seorang aktivis banyak membantu tugas-tugasnya. Untungnya, kata Abah, semua itu sangat dimengerti oleh keluarganya. Sehingga, semua keluarga tidak pernah “rewel” dengan abahnya yang hapir setiap hari datang pagi pulang malam. Ada yang mengatakan bahwa abah adalah tipe JARUM (jarang di rumah).
Lalu, setelah menjadi dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang aktivitas abah semakin berkurang ? “Ah Siapa bilang, saya tetap seperti dulu”, katanya singkat. Maksudnya ? Sekarangpun, katanya, tidak kalah padat kegiatannya. Sebagai dekan fakultas ekonomi, abah tidak mau bekerja setengah-setengah. Dia berprinsip bahwa jabatannya sebagai dekan haruslah bisa memberi manfaat bagi keluarga besar fakultas ekonomi. “Sejak saya putuskan menjadi dekan, saya sudah merencanakan banyak hal untuk pengembangan fakultas ekonomi ini” tegasnya.
Memang betul, belum satu bulan menjadi dekan, Abah langsung tancap gas. Jaringan-jaringannya semasa menjadi PR III dulu dihidupkan kembali. “Mesin-mesin kegiatan yang setidaknya dapat memberi kesejahteraan bagi masyarakat kampus sudah saya hidupkan”, lanjutnya.
Abah memang benar. Dalam relative singkat, dia berhasil menggaet beberapa lembaga untuk diajaknya menjalin kerjasama. Bank Indonesia, BRI dan beberapa Kantor Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten sudah dikontaknya. “Mereka siap menjalin kerjasama dengan Fakultas Ekonomi yang sekarang diamanahkan kepada saya”, katanya.
Baginya, menjalin hubungan seperti ini, tentu tidak sulit. Pasalnya, sejak “menjabat” di kampus ini, sudah terbiasa menjalin hubungan dengan orang-perorang atau instansi yang terasa “asing” sekalipun. Maklum, dekan yang selalu berpenampilan flamboyan ini sering “ cangkruan” di warung-warung kecil di kampus ini. “Bapak sama sekali tidak pernah pikir-pikir mau ngopi atau makan dimana, dimana saja baginya adalah tempat yang mengasikkan”, kata salah satu karibnya. (Gema)

0 komentar:

Posting Komentar