PENDIDIKAN AGAMA LANDASAN UTAMA
(Sumber; Malang Post,
Familia, halaman 16, Rabu, 22 Februari 2012)
Berasal dari keluarga besar membuat Muhtadi ingin
memiliki keluarga yang besar juga. Dari pernikahannya dengan Dra. Hj. Jamilah,
Muhtadi dikaruniai lima anak, tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Dalam mendidik anak, Muhtadi mengaku pendidikan
agama sebagai landasan utama. Namun ia tidak pernah memaksa anaknya untuk
menempuh pendidikan di pesantren seperti yang pernah dilakukannya saat masih
muda dulu. Menariknya, justru karena dibebaskan memilih sekolah, anak-anaknya
justru memilih untuk melanjutkan pendidikan di pesantren begitu lulus dari SD.
“Anak saya masuk pesantren di jenjang SMP dan SMA.
Menjelang kelulusan SD, biasanya saya hanya menawari mereka dan tidak memaksa.
Ternyata mereka menyambut baik tawaran saya. Jadi begitu lulus dari SD,
anak-anak sudah nyantri di pesantren seperti bapaknya dulu.” Ungkap Muhtadi
yang menempuh gelar doctor di IAIN Sunan Ampel Surabaya bidang ilmu Sosiologi
Ekonomi Islam.
Gara-gara memilih nyantri selepas SD, anak keempat
Muhtadi, Arif Furqon sampai pernah dipertanyakan oleh gurunya. Pasalnya secara
akademis Arif sangat menonjol di sekolahnya. Dipikir gurunya, pesantren tempat
anak yang kemampuan akademisnya kurang.
“Kalau soal prestasi akademis, anak saya yang
keempat ini Alhamdulillah tergolong sangat baik. Bahkan setelah empat tahun
nyantri di Gontor, tahun ini ia akan dikirim ke Srilangka untuk mengikuti
pertukaran pelajar dan jamboree se Asia Pasifik kemudian kunjungan ke beberapa
perguruan tinggi di Kualalumpur Malaysia dan Singapura,” ujar pria kelahiran
Lamongan 2 Maret 1955 dengan bangga.
Selain
anak keempat, anak yang lain juga memiliki prestasi akademik yang bagus. Anak
pertama sudah mau lulus S-2 di Brawijaya, anak kedua dan ketiga juga lagi
rampungkan skripsi di Brawijaya juga.
Pria yang pernah menjadi Pembantu Rektor III di UIN ini ingin menunjukkan,
nyantri di pesantren bukan berarti tidak bisa berprestasi di
pelajaran-pelajaran umum yang ada di sekolah (nda/han).
0 komentar:
Posting Komentar