"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan peluang bagi jiwa kita
untuk tumbuh" (John Gray)
Pembaca
yang budiman, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan dan kesulitan,
baik lahir maupun batin. Lebih-lebih,hidup di alam modern ini yang menyuguhkan
beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer
ini dengan masyarakat risiko (risk society). Masyarakat yang hidup dalam
resiko. Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan
bahkan menghancurkan bisnis, karir bahkan kemapanan kita. Ketidakpastian sudah
menjadi bagian hidup anda sehari-hari dimana resiko mengintai setiap saat.
Nah,
tekanan dan masalah itu sesungguhnya akan membentuk watak, karakter, pola
pikir, wawasan dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi terhadap
masalah di kemudian hari. Ada
yang bereaksi positif dengan mengambil hikmah, namun banyak juga yang merespon
negatif terhadap masalah yang datang.
Pembaca yang terhormat, pada kesempatan ini, saya akan
memaparkan lima tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita
bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.
Tipe pertama, tipe kayu rapuh.
Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam
ini kesehariannya kelihatan bagus. Tampil trendy dan tampak menyakinkan.
Bicaranya juga enak didengar dan mantap. Tapi, diam-diam rapuh dan keropos
sekali mental dan pola pikirnya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat
kesulitan terjadi. Merengek-rengek untuk masalah sepele dan tidak punya harga
diri demi sedikit bantuan. Bahkan tidak jarang melarikan diri ke obat-obatan
terlarang dan minuman keras dengan segala night life-nya. Tipe ini mudah
sekali berputus asa meskipun tampilan luarnya mentereng ngejreng.
Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung
mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan ke
sana kemari. Bahkan berteriak-teriak minta perhatian orang lewat
curhat dsb. Tipe ini juga gemar mempermasalahkan kemajuan yang diraih orang
lain. Orang ini perlu berlatih mental untuk berpikiran positif dan berani
menghadapi kenyataan hidup yang sulit.
Majalah
Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation).
Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang muda menjadi sangat rapuh
karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Tidak seperti pendahulunya yang
sangat tangguh sekalipun dipaksa menyerah oleh dua bom atom yang sangat
dahsyat. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega.
Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita
sebagai pendamping mereka, bukan penolong belaka.
Tipe kedua, tipe lempeng besi.
Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan tapi
pada awalnya saja. Namun seperti layaknya lempeng besi, ketika situasi
menekan itu semakin besar dan rumit, ia mulai goyah, melenting, bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.
Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka mulai
menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau
mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih
belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun
kesuksesan dalam hidupnya.
Tipe ketiga, tipe kapas.
Tipe ini cukup
lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang ini mampu
bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan segenggam kapas. Ia akan mengikuti
tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Angin puting
beliungpun tak dapat membuat dia hancur, justru terbang mengikuti tiupan badai.
Tapi, setelah masalah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula.
Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk
memulai lagi sekalipun di tempat yang berbeda.
Tipe orang seperti ini memiliki kemampuan adaptif yang
sangat tinggi, bahkan dalam situasi ganas sekalipun. Namun dia cenderung
pasif (jawa: nrimo) pada keadaan sambil mencari cara untuk keluar dari
kesulitan dan sabar menanti sampai kondisi kembali membaik. Pada umumnya tipe ini sudah memiliki kemampuan spiritual yg baik.
Tipe keempat, tipe manusia bola karet.
Inilah tipe yang
ideal dan sekaligus yang terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan
atau masalah pada orang-orang ini karena tekanan dan bantingan sekalipun justru
akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif
bahkan semakin taktis dan strategis. Coba perhatikan bola karet yang kenyal.
Saat dibanting, justru ia memantul (rebound) ke atas dengan lebih
dahsyat. Masalah adalah peluang dan
resiko adalah keuntungan tersembunyi bagi tipe ini.
Tipe
ini jenis manusia ideal. Kombinasi kecerdasan intelektual dan spritual dalam
jiwanya cukup tinggi, begitu juga kemampuan kecerdasan emosionalnya. Masalah
adalah peluang, resiko adalah imbal hasil begitu kira-kira pedoman
hidupnya. Orang jenis ini mampu bertahan dan berbalik sukses dalam situasi
buruk sekalipun. Para pendiri kerajaan bisnis dunia seperti Microsoft, Apple, Toyota, Fujitsu,
Hawlett-Packard, Sony, GM, GE, Nokia dan IBM adalah contohnya.
Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins
dalam salah satu biografinya. Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja
membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru
tekanan keuangan (yang disengaja) inilah yang membuat dirinya semakin kreatif
dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya.
Tipe kelima, Tipe manusia lilin.
Tipe ini merupakan tipe yang unik karena sangat
fleksibel, bijaksana dan senantiasa jadi penerang bagi orang lain. Lilin siap
dibentuk menjadi model serumit apapun bahkan model para pesohorpun menggunakan
bahan lilin. Siap diberi warna apapun juga dengan segala kombinasinya. Dari
desain sederhana seperti bola sampai yang paling rumit sekalipun dapat dia
capai. Fleksibilitas orang tipe ini ditentukan oleh kebijaksanaannya dalam
melihat hidup. Jika ditekan, atau dihancurkan sekalipun, orang ini mampu
dibentuk kembali ke kondisi asalnya. Bahkan dibakarpun dia justru memberi sinar
kehidupan dan inspirasi bagi orang disekitarnya. Dalam situasi resiko
terburukpun dia selalu menang, dimana orang lain semua bangkrut, dia justru
mendapatkan keuntungan besar. Luar Biasa bukan?
Dia tipe manusia yang sabar dan bijak sekaligus
sederhana. Pengalaman orang lain dijadikan ilmu, kesalahan
orang lain dijadikan pengetahuan. Mereka
punya kecerdasan intelektual dan spritual dalam jiwanya sangat tinggi, begitu
juga kemampuan kecerdasan emosionalnya yang handal. Menilai orang bukan dari
penampilannya tapi dari ilmunya. Raja sejati tak pernah memakai mahkotanya,
begitu pendapatnya. Orang jenis ini lebih langka dibanding tipe bola karet.
Tipe jenis lilin mampu merangkak dari bawah untuk menjadi yang terbesar. Namun
pada umumnya mereka hidup sederhana sekalipun kaya raya dan senang menolong
sesama. Helping others make your success true meaning ........( artinya
kira-kira: menolong sesama membuat kesuksesan kita penuh arti).
Contoh orang tipe ini adalah Warren Buffet, sang mega
investor, yang tinggal sederhana di pedesaan Omaha USA. Pada saat
dia menjadi orang terkaya ke-2 di dunia dan hampir separuh kekayaannya (Rp. 300
trilyun) disumbangkan ke yayasan sosial milik orang terkaya di dunia, Bill
Gates untuk kepentingan komputer murah, AIDS, Air bersih dll di negara miskin.
Setelah "kehilangan" kekayaannya dia turun peringkat jadi rangking 4
orang terkaya di dunia, namun kedermawanannya dibalas Tuhan, hanya dalam waktu
6 bulan, Warren Buffet dinobatkan sebagai orang terkaya di jagat ini.
Pesannya:
takutlah saat orang lain serakah, dan beranilah saat orang lain ketakutan
(akibat keserakahannya) dan dalam berinvestasi dia selalu memanfaatkan
peluang yg diciptakan oleh orang2 "bodoh" di pasar modal.
Dalam Kesulitan ada Kemudahan
Sebuah
kesuksesan belum tentu membuat orang lain senang bukan? Misalnya kesukses
seorang penjual (salesman) membuat atasannya tidak suka. Akibatnya,
justru dengan sengaja dipindahkan ke daerah yang lebih parah kondisinya.
Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan,
ia berusaha membangun jaringan (network), mengubah cara kerja, dan
membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah kacau tersebut, justru dia berhasil
masuk dalam daerah tiga besar (top sales).
Contoh
lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia
meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin salju dingin menggigit tulang,
lantai penuh kotoran, dan kerja paksa banting tulang tiap hari. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam
kreativitasnya. Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The
Double dan Notes of The Dead. Ia akhirnya menjadi sastrawan kaliber
dunia. Hal ini juga dialami Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia yang menghabiskan separuh hidupnya di
penjara pulau Buru. Namun Pram tetap mampu
meraih berbagai penghargaan sastra tingkat dunia dan menjadi satu-satunya orang
Indonesia
yang masuk dalam daftar Kandidat Pememang Nobel Sastra. Terali besi tidak dapat
membuat seekor Elang menjadi burung pipit bukan?
Nah,
pembaca yang bijak, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda.
Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi
Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini. Tetapi, yang penting
bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya,
bangun sikap mental dan pola pikir anda hingga ke level bola karet yang hebat
atau bahkan tipe lilin yang langka. Saat itulah, kesulitan
dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda bahkan
peluang berharga yang anda rindukan.
Sekuat
itukah mental Anda? Secerdas itukah emosi anda? atau sebrilyan itukah
intelektual anda? Atau sedalam itukah spiritual anda? Namun saya percaya anda
sebenarnya orang hebat dan mampu memanfaatkan setiap kesulitan menjadi peluang
baru bagi kehudupan anda. Sukses selalu.
Diinspirasi oleh: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio
Martin
Digubah oleh: Perdana Wahyu Santosa
Posted 11th March 2009 by Perdana Wahyu
Santosa
0 komentar:
Posting Komentar