Selasa, 08 Juli 2014

MENUNGGU HASIL SETELAH ENAM TAHUN

Tepat pukul delapan malam kesepuluh bulan Ramadhan 1435 H atau Senin, 07 Juli 2014 saya bersama isteri, mas Luqman Hakim, mbak Zakiah Hidayati (Kiki), dan diajak juga cucu pertama mas Satrio Brojomukti Asy-Syadzili datang di Pondok Modern Gontor Ponorogo.
Kedatangan kami dengan keluarga semata-mata untuk dua keperluan. Pertama; menjemput adik Luluk Arifah Kamila (adik ragil) yang lagi liburan di Pondok Pesantren AL-Muqaddasah li Takhfidh AL-Qur'an. Mbak Luluk yang sudah dua tahun di pondok kabarnya prestasinya bagus, berturut-turut pada tahun pertama dan tahun kedua selalu ranking pertama. Justru pada tahun kedua prestasi akademiknya ada pada marhalah ula dari kelas santri dan santriwati, sedangkan di tahun pertama urutan teratas dari kelas santriwati saja. Artinya ada progres atau perkembangan yang membanggakan orang tua dan kakak-kakaknya.

Prestasi lainnya yang juga patut diapresiasi adalah hafalan AL-Qurannya. Ini juga membuat ibunya sangat senang, tentu seluruh keluarga juga senang dan bangga. Kenapa ? Hampir semua keluarga tidak percaya kalau mbak Luluk siap dan bertahan sampai dua tahun di pondok, dan pada akhirnya mereka sangat optimis, walaupun kadang-kadang kelihatan sedikit "cengeng", bahwa adik Luluk pasti juga siap dan akan terus berprestasi di pondoknya. Keluarga juga sering mendengar berita perkembangan prestasi adik Luluk dari para ustadz dan ustadzah.

Tidak kalah penting, info tentang keaktifan adik Luluk di organisasi santri, yang disebut dengan Osama (Organisasi Santri Muqoddasah), pengurus di kelasnya, pengurus kamar, dan lain-lain. Yang terakhir ini juga sangat membanggakan. Memang pada waktu kecil (ketika masih di rumah) sudah kelihatan bakat kepemimpinannya. Sekedar contoh, adik Luluk yang mempunyai cita-cita sejak kecil ingin menjadi ustadzah, sering mengumpulkan teman-temannya, tidak hanya umur sebaya atau di bawahnya, tetapi juga teman-teman umur di atasnya. Mereka kelihatan asyik sekali mengikuti arahan dan penjelasan adik Luluk ketika main sekolah-sekolahan.

Kedua; tujuan ke ke Gontor Ponorogo adalah ikut menyaksikan yudisium/pengumuman keluluasan adik Arif Furqon yang sudah selesai kelas akhir di Pondok Modern Gontor Ponorogo. Alhamdulillah, adik Furqon ternyata istiqamah sampai selesai, setelah berjibaku dengan waktu selama enam tahun dengan segala aktivitas yang secara aktif diikutinya.

Adik yang satu ini juga sangat membagakan keluarga, membuat adik dan kakak-kakaknya sangat senang mengikuti perkembangan prestasinya di pondok. Pondok Gontor yang mempunyai motto prural "Untuk Semua Golongan" dan bercita-cita "dadek-ke wong santri-santrinya", (menjadikan para santrinya menjadi orang yang bisa hidup dengan berdikaribdan selalu memberi manfaat buat orang lain) demikian Bapak KH. Hasan Sahal selalu menyampaikan pada setiap kesempatan, -memang selalu memotivasi para santrinya untuk berbuat dan selalu berbuat, tidak boleh diam, tidak boleh berpangku tangan-.

Pondok yang menanamkan jargonnya yang dikenal dengan "Panca Jiwa" selalu memberi kesempatan kepada para santrinya untuk mengikuti beberapa event penting, tidak hanya level lokal tetapi juga internasional. Pada kesempatan ini, adik Furqon pernah terpilih sebagai delegasi bersama dengan 29 santri dan ustadz pendamping pada event "Jambore Pramuka se Asia Pasifik" di Srilangka. Adik tentu senang, karena mendapat kesempatan bergabung dengan teman-temannya dari 23 negara selama 7 hari. Usai acara mendapat kesempatan bertemu dengan kakak alumni di Kualalumpur Malaysian dan Singapura.

Selang beberapa saat, tepat pukul 20.30 malam sepuluh Ramadlan 1435 kami mengikuti acara "Resepsi Khataman Smart Generation" Siswa akhir Kulliyatul Mu'allimin AL-Islamiyah 2014 Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Indonesia. Acara yang dikemas sangat luar biasa ini sebagai rangkaian dari acara yudicium atau pengumuman kelulusan kelas enam yang sudah dimulai sore hari dalam acara "Buka Bersama Masyarakat" yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof Dr. H. Muhammad Nuch, warga pondok, wali santri kelas enam dan masyarakat yang jumlahnya sekitar 3 ribuan.

Acara resepsi tersebut dimaksudkan sebagai pembekalan sekaligus pelepasan bagi 1200-an santri kelas 6, baik dari pusat maupun daerah. Materi yang disampaikan syarat nilai, mulai dari pemberian motivasi, nasehat, sampai harapan pondok terhadap para santri agar mereka senantiasa berusaha dapat bermanfaat untuk masyarakat.

Kami mencoba memperhatikan dengan seksama semua nasehat yang disampaikan, termasuk dua wasiat dari bapak KH. Zarkasi dan bapak KH. Sahal. Karena pentingnya, kami mencoba akan turunkan deskripsinya pada tulisan lainnya secara khusus.Besok harinya, Selasa 8 Juli 2013 pukul 07.00 acara yudisium yang digelar di halaman pondok dimulai dan berakhir pukul 14.00. Yudicium atau pengumuman kelulusan dilakukan dengan cara memanggil satu-persatu dengan sekitar 10 tahap untuk menerima hasil keputusan kelulusan dan tempat pengabdian. Mas Furqon dipanggil pada tahap kedua (pukul 08.30), dan alhamdulillah berhasil dan mendapat kesempatan melanjutkan karier dalam bentuk pengabdian KMI Pondok Modern Gontor VI Magelang dan studi lanjut di Universitas Islam Darussalam Pondok Modern  Gontor. 

Atas nama wali santri, kami sangat bangga mempunyai anak yang masuk pada bagian komunitas orang-orang penting di Pondok Modern Darussam Gontor. Selama enam tahun terasa terlalu cepat harus meninggalkan dan berpisah dengan orang-orang hebat yang jiwa raganya hanya untuk pengabdian menjadikan umat manusia selalu dapat mengisi dunia ini lebih maslahah. Kalau memang harus berpisah, pasti tetap terpatri apa yang sudah didapat, mulai dari ilmu, pengalaman, dan pelajaran kehidupan yang luar biasa.

Akhirnya, tiada kata yang dapat kami katakan dalam kesempatan ini, kecuali  permohonan maaf kepada pengasuh pondok, dan ucapan terima kasih atas bimbingan dan pembinaannya, semoga bermanfaat, amin, Jazakumullah khairal jaza'

Wallahualam Bishshawab.

0 komentar:

Posting Komentar