Tepat pukul delapan malam
kesepuluh bulan Ramadhan 1435 H atau Senin, 07 Juli 2014 saya bersama
isteri, mas Luqman Hakim, mbak Zakiah Hidayati (Kiki), dan diajak juga
cucu pertama mas Satrio Brojomukti Asy-Syadzili datang di Pondok Modern
Gontor Ponorogo.
Kedatangan kami dengan keluarga semata-mata
untuk dua keperluan. Pertama; menjemput adik Luluk Arifah Kamila (adik
ragil) yang lagi liburan di Pondok Pesantren AL-Muqaddasah li Takhfidh
AL-Qur'an. Mbak Luluk yang sudah dua tahun di pondok kabarnya
prestasinya bagus, berturut-turut pada tahun pertama dan tahun kedua
selalu ranking pertama. Justru pada tahun kedua prestasi akademiknya ada
pada marhalah ula dari kelas santri dan santriwati, sedangkan di tahun
pertama urutan teratas dari kelas santriwati saja. Artinya ada progres
atau perkembangan yang membanggakan orang tua dan kakak-kakaknya.
Prestasi
lainnya yang juga patut diapresiasi adalah hafalan AL-Qurannya. Ini
juga membuat ibunya sangat senang, tentu seluruh keluarga juga senang
dan bangga. Kenapa ? Hampir semua keluarga tidak percaya kalau mbak
Luluk siap dan bertahan sampai dua tahun di pondok, dan pada akhirnya
mereka sangat optimis, walaupun kadang-kadang kelihatan sedikit
"cengeng", bahwa adik Luluk pasti juga siap dan akan terus berprestasi
di pondoknya. Keluarga juga sering mendengar berita perkembangan
prestasi adik Luluk dari para ustadz dan ustadzah.
Tidak kalah
penting, info tentang keaktifan adik Luluk di organisasi santri, yang
disebut dengan Osama (Organisasi Santri Muqoddasah), pengurus di
kelasnya, pengurus kamar, dan lain-lain. Yang terakhir ini juga sangat
membanggakan. Memang pada waktu kecil (ketika masih di rumah) sudah
kelihatan bakat kepemimpinannya. Sekedar contoh, adik Luluk yang
mempunyai cita-cita sejak kecil ingin menjadi ustadzah, sering
mengumpulkan teman-temannya, tidak hanya umur sebaya atau di bawahnya,
tetapi juga teman-teman umur di atasnya. Mereka kelihatan asyik sekali
mengikuti arahan dan penjelasan adik Luluk ketika main
sekolah-sekolahan.
Kedua; tujuan ke ke Gontor Ponorogo adalah
ikut menyaksikan yudisium/pengumuman keluluasan adik Arif Furqon yang
sudah selesai kelas akhir di Pondok Modern Gontor Ponorogo.
Alhamdulillah, adik Furqon ternyata istiqamah sampai selesai, setelah
berjibaku dengan waktu selama enam tahun dengan segala aktivitas yang
secara aktif diikutinya.
Adik yang satu ini juga sangat
membagakan keluarga, membuat adik dan kakak-kakaknya sangat senang
mengikuti perkembangan prestasinya di pondok. Pondok Gontor yang
mempunyai motto prural "Untuk Semua Golongan" dan bercita-cita "dadek-ke
wong santri-santrinya", (menjadikan para santrinya menjadi orang yang
bisa hidup dengan berdikaribdan selalu memberi manfaat buat orang lain)
demikian Bapak KH. Hasan Sahal selalu menyampaikan pada setiap
kesempatan, -memang selalu memotivasi para santrinya untuk berbuat dan
selalu berbuat, tidak boleh diam, tidak boleh berpangku tangan-.
Pondok
yang menanamkan jargonnya yang dikenal dengan "Panca Jiwa" selalu
memberi kesempatan kepada para santrinya untuk mengikuti beberapa event
penting, tidak hanya level lokal tetapi juga internasional. Pada
kesempatan ini, adik Furqon pernah terpilih sebagai delegasi bersama
dengan 29 santri dan ustadz pendamping pada event "Jambore Pramuka se
Asia Pasifik" di Srilangka. Adik tentu senang, karena mendapat
kesempatan bergabung dengan teman-temannya dari 23 negara selama 7 hari.
Usai acara mendapat kesempatan bertemu dengan kakak alumni di
Kualalumpur Malaysian dan Singapura.
Selang beberapa saat, tepat
pukul 20.30 malam sepuluh Ramadlan 1435 kami mengikuti acara "Resepsi
Khataman Smart Generation" Siswa akhir Kulliyatul Mu'allimin
AL-Islamiyah 2014 Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Indonesia.
Acara yang dikemas sangat luar biasa ini sebagai rangkaian dari acara
yudicium atau pengumuman kelulusan kelas enam yang sudah dimulai sore
hari dalam acara "Buka Bersama Masyarakat" yang dihadiri oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof Dr. H. Muhammad Nuch, warga pondok,
wali santri kelas enam dan masyarakat yang jumlahnya sekitar 3 ribuan.
Acara
resepsi tersebut dimaksudkan sebagai pembekalan sekaligus pelepasan
bagi 1200-an santri kelas 6, baik dari pusat maupun daerah. Materi yang
disampaikan syarat nilai, mulai dari pemberian motivasi, nasehat, sampai
harapan pondok terhadap para santri agar mereka senantiasa berusaha
dapat bermanfaat untuk masyarakat.
Kami mencoba memperhatikan
dengan seksama semua nasehat yang disampaikan, termasuk dua wasiat dari
bapak KH. Zarkasi dan bapak KH. Sahal. Karena pentingnya, kami mencoba
akan turunkan deskripsinya pada tulisan lainnya secara khusus.Besok harinya, Selasa 8 Juli 2013 pukul 07.00 acara yudisium yang digelar di halaman pondok dimulai dan berakhir pukul 14.00. Yudicium atau pengumuman kelulusan dilakukan dengan cara memanggil satu-persatu dengan sekitar 10 tahap untuk menerima hasil keputusan kelulusan dan tempat pengabdian. Mas Furqon dipanggil pada tahap kedua (pukul 08.30), dan alhamdulillah berhasil dan mendapat kesempatan melanjutkan karier dalam bentuk pengabdian KMI Pondok Modern Gontor VI Magelang dan studi lanjut di Universitas Islam Darussalam Pondok Modern Gontor.
Atas
nama wali santri, kami sangat bangga mempunyai anak yang masuk pada
bagian komunitas orang-orang penting di Pondok Modern Darussam Gontor.
Selama enam tahun terasa terlalu cepat harus meninggalkan dan berpisah
dengan orang-orang hebat yang jiwa raganya hanya untuk pengabdian
menjadikan umat manusia selalu dapat mengisi dunia ini lebih maslahah.
Kalau memang harus berpisah, pasti tetap terpatri apa yang sudah
didapat, mulai dari ilmu, pengalaman, dan pelajaran kehidupan yang luar
biasa.
Akhirnya, tiada kata yang dapat kami katakan dalam
kesempatan ini, kecuali permohonan maaf kepada pengasuh pondok, dan
ucapan terima kasih atas bimbingan dan pembinaannya, semoga bermanfaat,
amin, Jazakumullah khairal jaza'
Wallahualam Bishshawab.
Selasa, 08 Juli 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar