Saya dengan pak Muhtadi mempunyai titik perbedaan, selain titik persamaan. Diantara titik perbedaannya adalah beliau yang saya tahu seorang alumnus Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya, baru setelah itu ditugaskan sebagai dosen tetap di Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Ponorogo (sekarang STAIN Ponorogo). Setelah itu sekitar tahun 1994 beliau pindah ke Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang.
Sedangkan saya alumnus Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang dan lama berkhidmad di IAIN Sunan Ampel Pamekasan, dan baru hijrah ke almamater saya di Malang tahun 1996. Nah, dengan pengalaman pendidikan tingkat sarjana yang beda tempat dan almamater, selanjutnya berlanjut tempat awal berkhidmad yang tidak sama pula itulah yang menyebabkan saya belum kenal dengan siapa pak Muhtadi. Praktis pertemanan itu dirajut setelah sama-sama mengabdi di IAIN Sunan Ampel Malang dan berlanjut hingga sekarang dalam satu wadah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN-Maliki) Malang.
Tak berapa lama karena adanya kebijakan nasional tentang perubahan status dimana setiap fakultas cabang di lingkungan Departemen Agama harus menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), maka dengan sendirinya Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang berubah menjadi STAIN Malang. Termotifasi oleh sebuah mimpi besar dan jauh ke depan untuk menjadi STAIN Malang menjadi Universitas, akhirnya STAIN Malang Mulai mengembangkan beberapa program studi baru, antara lain syari’ah dan psikologi. Selain program studi umum lain seperti teknik, kimia, biologi, matematika, dan fisika. Sampai akhirnya dengan segala lika-liku perjuangannya yang sedemikian panjang, cita-cita besar tersebut benar-benar mewujud menjadi sebuah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dalam wadah universitas tersebut dikembangkanlah Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syari’ah, Fakultas Humaniora dan Budaya, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Sains & Teknologi dengan beberapa program studinya. Disamping itu dikembangkan pula Program Pascasarjana yang meliputi program Magister dan Doktoral yang menempati sebuah kampus baru di Kota Batu.
Ditengah awal rintisan pengembangan jurusan baru tersebut Pak Muhtadi di daulat sebagai sekretaris Jurusan Syari’ah mendampingi Bapak Drs. H. Zainuddin A. Muchit sebagai ketua jurusan. Sedangkan saya didapuk sebagai sekretaris Jurusan Psikologi mendampingi Bapak Drs. H.A. Djazuli, M.Ag. karena adanya kesamaan fungsi sebagai sekretaris jurusan baru itulah hubungan saya dengan Pak Muhtadi semakin intens dalam berbagai tugas kelembagaan, terutama yang terkait masalah akademik.
Tidak beberapa lama setelah sama-sama menjabat menjadi sekretaris, Pak Muhtadi dipercaya sebagai Pembantu Ketua III STAIN Malang yang membidangi urusan kemahasiswaan, menggantikan posisi Bapak Drs. Moh. Erfan, M.Pd yang ditugaskan di Jakarta. Sedangkan, saya mendapat mandat sebagai Ketua Jurusan Ekonomi, setelah Program Studi Muamalah di Jurusan Syari’ah dikembangkan menjadi sebuah jurusan tersendiri, yakni Jurusan Ekonomi.
Tak beberapa lama setelah STAIN Malang (yang pernah menjadi sebuah Universitas Islam Indonesia Sudan) secara resmi berubah status menjadi sebuah universitas, tepatnya Universitas Islam Negeri Malang, tahun 2004, maka pada saat itu mulailah dilakukan penjaringan siapakah yang dianggap layak dan pantas serta kompeten menduduki jabatan dekan di masing-masing fakultas. Antara lain sebagai dekan di Fakultas Ekonomi.
Karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang ada, para petinggi kalangan senior STAIN Malang saat itu mempunyai prinsip agar hendaknya pemangku jabatan diserahkan kepada kalangan senior yang sudah cukup pengalaman dalam banyak hal. Dari sekian SDM yang ada dilingkungan Fakultas Ekonomi yang bakal dikembangkan, hanya ada Pak Muhtadi dan saya. Hanya saja, posisi Pak Muhtadi saat itu sedang menjabat sebagai Pembantu Ketua III (atau sebagai PR III UIIS Malang), sehingga ada yang berharap agar saya bersedia menduduki sebagai dekan di Fakultas Ekonomi.
Namun demikian karena saya sedang menempuh studi program doktoral, apalagi sedang menyusun disertasi rasanya saya terlalu berat mengemban amanah baru tersebut. Bertolak dari pertimbangan beban berat itulah akhirnya saya merayu Pak Muhtadi agar beliau bersedia untuk menjabat dekan di Fakultas Ekonomi. Pada saat itu saya katakan kepada beliau, “Pak Muhtadi, saya rasanya berat menjabat dekan padahal yang senior di Fakultas Ekonomi itu saya dan Pak Muhtadi. Karena itu jika sampeyan tidak bersedia sebagai dekan, maka saya khawatir kami berdua disalahkan orang banyak. Terutama oleh kalangan sepuh di lingkungan STAIN Malang ini.”.
Akhirnya mendengar omelan saya itu, Pak Muhtadi baru menyatakan bersedia, hanya saja dengan syarat beliau perlu memberitahu terlebih dulu kepada Pak Muhaimin yang menjabat sebagai Puket I pada saat itu. Begitu saya berdua mau lapor, Pak Muhaimin secara kebetulan baru naik tangga kantor pusat STAIN Malang, dan pada saat itu kami berdua melaporkan kesepakatannya. Pak Muhaimin menjawab, kalau begitu saya setuju Pak Muhtadi dan nati akan saya laporkan kepada Pak Imam Suprayogo selaku ketua STAIN.
Omelan itu terjadi delapan tahun yang lalu, dan Alhamdulillah Pak Muhtadi sampai dua periode menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dan akan berakhir 2 Juni 2013 nanti. Selama menjabat, saya pernah menjadi pendamping beliau, tepatnya sebagai Pembantu Dekan II Bidang Kemahasiswaan (2007-2009) dan Pembantu Dekan I Bidang Akademik (2009). Selama menjabat sudah banyak prestasi yang diraih oleh beliau yang patut dijadikan contoh oleh pemangku dekan berikutnya. Siapapun yang akan mengganti patut mencontoh bagaimana semangat Pak Muhtadi dalam mengomandani Fakultas Ekonomi yang kita cintai. Selamat dan terima kasih Pak Muhtadi
(Oleh : Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H., M.Ag)
Sumber : Buku Sang Inspirator
0 komentar:
Posting Komentar