Pertama kali bergabung dengan Fakultas Ekonomi di UIN Malang
pada tahun 2006, saya merasakan atmosfir berbeda dengan lingkungan kerja
sebelumnya. Hal ini saya rasakan sejak
pertama kali datang. Setelah beberapa
lama saya mengamati, lingkungan kerja yang terbangun di fakultas ekonomi ini
tidak dapat dilepaskan dari peran dari sesosok pemimpin (dekan) yang memiliki karakter visioner,
pemberani (saja’ah), dan pekerja keras.
Pengalaman bersentuhan langsung pertama kali secara intens dalam tim
kerja bersama Abah Muhtadi sebagai dekan fakultas ekonomi periode pertama
adalah pada saat akreditasi prodi manajemen pada tahun yang sama. Hal ini merupakan kesempatan berharga untuk
belajar bekerja dengan beliau. Beliau
tidak segan-segan pulang hingga larut malam menemani para tim sukses. Beberapa progam yang menjadi kebanggan
fakultas, bahkan universitas, lahir dari pemikiran dan tangan dingin beliau,
seperti laboratorium mini bank, payment point BTN Syariah, Pojok BEI UIN Maliki
Malang, dan Tax center UIN Maliki Malang.
Salah satu
hal yang perlu ditauladani dari sesosok dekan yang low profile ini
adalah keberanian untuk menerobos berbagai rintangan birokrasi untuk mewujudkan
suatu program bersama. Hal ini
barangkali bagian dari manifestasi entrepreneurial birokrasi.
Keberanian yang disertai dengan pertimbangan
yang matang merupakan salah satu karakter yang perlu ditumbuhkan dalam rangka
mendobrak kekakuan sistem birokrasi yang menghinggapi institusi pemerintah, dan
dalam mengembangkan organisasi yang sedang mencari bentuk ini. Tiga karakter (visoner, berani, dan kerja
keras) dari pemimpin dan sang nakhoda fakultas ekonomi inilah yang mampu
menghantarkan fakultas ekonomi UIN Maliki Malang diperhitungkan, baik di
lingkungan internal maupun eksternal. Pengakuan secara internal ditunjukkan dengan seringnya fakultas ekonomi
menjadi barometer manajemen mutu di tingkat universitas. Sedangkan, pengakuan secara eksternal
ditunjukkan dengan akreditas prodi manajemen yang secara berturut-turut
memperoleh akreditas A selama 2 periode masa jabatan dan masa pengabdian
beliau.
Secara pribadi,
Abah Muhtadi, bagi saya adalah seorang guru dan orang tua. Beliau tidak segan-segan............
Sumber : Buku Sang Inspirator
0 komentar:
Posting Komentar